Beberapa hari lalu gue sempat dapat bacaan menarik. Kalau dilihat dari judul artikel, bahasan kali ini memang agak nyerempet ke arah psikologi. Siapa sih yang ngga mau memiliki kepribadian yang ideal di mata orang lain? Ganteng atau cantik, kuat atau lemah lembut, kita semua memiliki persepsi kepribadian dan penampilan yang ideal masing-masing. Pasti pernah dong kalian membuat avatar karakter dalam sebuah game semirip diri atau penampilan kalian, lalu kalian sandingkan dengan kemampuan hebat yang dimiliki oleh karakter idaman kalian. Lalu seberapa besar efek avatar idaman kalian terhadap pribadi kalian di dunia nyata? Semoga artikel gue kali ini ngga membuat kalian harus cuci muka karena mengantuk dan ketiduran di kelas. Haha 
AVATAR = CERMINAN IDEAL DIRI?
AVATAR SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KARAKTER
Mengupas lebih dalam kaitannya dalam dunia game, versi karakter avatar yang lebih ideal ini membuat gamer si pemilik avatar menjadi lebih menikmati game yang ia mainkan, karena seolah-olah sosok tokoh hebat yang mereka mainkan dan berhasil menaklukkan tantangan dalam game adalah tidak lain merupakan diri mereka sendiri. Seung-A “Annie” Jin, seorang asisten profesor yang bekerja di Departemen Komunikasi Universitas Boston melakukan serangkaian eksperimen terhadap Nintendo Mii dan Wii Fit. Dia menemukan setiap pemain yang mampu menciptakan karakter Mii dengan bentuk tubuh ideal yang mendekati tubuh kreatornya, mengaku lebih terikat secara emosional dengan avatarnya dan merasa mampu untuk menyesuaikan perilaku mereka dengan avatarnya.
Kemampuan untuk menciptakan versi ideal dari diri kita berhubungan dengan seberapa besar kita mampu menikmati dan tenggelam dalam game yang kita mainkan.
Hal ini menjadi salah satu metode untuk dapat lebih menikmati game yang kita mainkan. Sebut saja game dengan genre RPG yang kebanyakan menawarkan fitur untuk memodifikasi penampilan karakter, pasti setidaknya kita ingin pribadi kita dapat menyatu dengan tokoh game yang kita kagumi.
LALU APA PENGARUHNYA?
Nick Yee kembali melakukan eksperimen lain dimana subyek mengenakan sebuah HMD (Head-Mounted Display) yang membuat penggunanya dapat melihat dan bergerak dalam sebuah ruang virtual, orang lain sebagai karakter virtual, serta cermin virtual. Dalam hal ini cermin virtual merupakan intinya, karena cermin ini tidak menunjukkan bayangan asli dari subyek, namun sebagai gantinya yang diperlihatkan adalah bayangan dari sebuah avatar. Yee menggunakan bayangan avatar ini secara acak dari ketiga tipe penampilan avatar yang ada: jelek, normal, dan menarik.
Setelah diarahkan untuk melihat cerminan avatar mereka, sang subyek diarahkan ke sebuah ruang ngobrol untuk bercakap-cakap dengan peserta lain. Hasilnya menunjukkan subyek dengan avatar yang berpenampilan menarik lebih dapat ngobrol dengan luwes dan lebih percaya diri. Sebaliknya subyek dengan avatar yang berpenampilan jelek memilih untuk ngobrol dengan posisi berdiri agak berjauhan dengan lawan bicara karena merasa kurang percaya diri.
Seperti di dunia nyata, pertama gamer mengamati avatar yang mereka buat, menyimpulkan suatu pribadi karakter mereka, baru kemudian bertindak menurut gambaran ideal yang dilihat.
Dalam penelitian kami di Stanford, kami telah mendemonstrasikan bahwa avatar mampu membentuk pemiliknya… Avatar mampu mengubah identitas bagi siapapun yang menggunakannya.
Sifat dari avatar semacam ini dapat dimanfaatkan ke arah yang lebih baik kalau mampu digunakan dan dipahami secara bijak, terutama bagi para orang tua. Dengan pengawasan dan pemahaman yang tepat, maka kita sebagai gamer dapat menggunakan avatar ideal versi masing-masing sebagai media motivator untuk ke arah pribadi yang lebih baik. Seperti contohnya ketika kita membuat avatar dalam game olahraga dan melihat perkembangan yang memuaskan dari avatar kita (seperti terlihat semakin langsing atau berotot) membuat pemilik avatar menjadi termotivasi untuk “menyamakan” bentuk fisiknya sesuai dengan avatar yang mereka buat.
Jujur cukup seru lho “mengikut-sertakan” diri kalian menjadi karakter game. Selain game jadi menjadi lebih menyenangkan, setidaknya kalian bisa mendapat “tokoh teladan” yang tidak lain sebenarnya adalah diri kalian sendiri yang berusaha untuk menjadi lebih baik. Seperti gue yang menciptakan karakter atlit sepakbola dalam game PES yang bisa bikin rajin olahraga (jemari) untuk menggocek bola kesana kemari. Tentunya ini akan membuat jari tampak lebih kekar dan bugar =))
Jadi saat kalian berhadapan dengan berbagai macam pilihan modifikasi pada menu “Avatar creation“, pastikan manfaatkan fitur tersebut semaksimal mungkin. Siapa tahu secara tidak sadar kepribadianmu akan terbentuk melalui pengaruh pribadi ideal dari sang karakter avatarmu. Dari yang kurang pe-de mungkin bisa menjadi lebih pe-de seperti contohnya pria di atas :D
0 komentar
Comment Now